Search Engine Submission - AddMe

Free SEO Tools

PERANAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN ~ TEGALBULEUD

21 Januari 2012

PERANAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN

PERANAN PEMUDA
Jika kita Menilik sejarah lalu, terjadinya kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah hasil jerih payah para pemuda yang menginginkan kemerdekaan dari bangsanya sendiri. Bukan merupakan hadiah dari bangsa lain. Mungkin juga, kemerdekaan Indonesia tak akan hadir pada tanggal 17 Agustus 1945 andaikan para pemuda tidak menculik proklamator kemerdekaan Indonesia ke Rengasdengklok pada malam sebelum proklamasi.
Upaya heroik ini akhirnya yang mengantarkan Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan pada siang harinya, tepat pada hari Jumat pukul 10.00. Indonesia pun menjadi bangsa pertama di dunia yang merdeka pasca berakhirnya Perang Dunia II. Tentu ini menjadi sebuah kebanggaan besar bagi kita yang tak lekang oleh zaman sampai sekarang.
Sekarang, 67 tahun setelah kemerdekaan Indonesia, timbul pertanyaan mendasar: Masihkah para pemuda Indonesia berjuang untuk bangsanya? Pertanyaan naif ini pun muncul untuk membandingkan realita zaman yang ternyata sekarang sudah sangat berubah. Tidak ada lagi penjajah asing yang mencengkeram kemerdekaan berkehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih lagi, kini ditandai pula dengan majunya teknologi dan globalisasi. Oleh karena itu, perlu ada ukuran lain untuk mengetahui seberapa besar kontribusi perjuangan pemuda pada bangsanya di era sekarang.
Pemuda adalah komponen masyarakat yang paling enerjik dan kuat untuk melakukan perubahan yang lebih baik demi bangsanya. Menarik dicermati, jika kehebatan pemuda ini dikaitkan dengan upaya pembangunan bangsa untuk mencapai kesejahteraannya. Pemuda lah yang diharapkan untuk mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat indonesia. Logikanya, jika pemudanya mampu menaikkan derajat kesejahteraannya, maka yang jelas, bangsa ini pun akan sejahtera. Pemuda mampu menciptakan multiplier effect besar yang mengantarkan masyarakat seluruhnya kian sejahtera.

Selayang Pandang Pemuda Pancasila


Perjalanan sebuah organisasi tidak ubahnya perjalanan hidup seorang manusia, penuh warna dan dinamika.  Didalamnya juga pentahapan hidup yang menunjukkan adanya proses perubahan yang satu waktu bisa berarti gerak maju dan di lain waktu berarti gerak mundur.  Semua dinamika itu berlangsung begitu saja sebagai sebuah kemestian sejarah yang tidak bisa dielakkan, sekaligus sebagai bukti bahwa idealnya hidup harus selalu berarti "gerak positif" atau perubahan menuju suatu tatanan yang lebih baik.

Sebagai sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki sejarah yang penuh warna dan dinamika.  Fase pendiriannya di pengujung tahun 50-an ditandai dengan perjuangan politik untuk menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diamanatkan oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959.  Pada fase inilah karakter organisasi dan orientasi ideologi Pemuda Pancasila terbentuk.  Manifestasi dari karakter organisasi dan orientasi ideologis dimaksud tercermin dari sikap dan komitmennya yang teguh untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan perekat ke Bhinnekaan bangsa.

Fase perjuangan Pemuda Pancasila di era 60-an ditandai dengan pergulatan melawan kekuatan PKI dan antek-anteknya yang berupaya mengubah ideologi negara dengan faham komunis dan aktif melakukan politik devide et impera di kalangan elit dan masyarakat akar rumput. Salah seorang pendiri HMI bahkan pernah memberikan kesaksian bahwa pada masa itu (1959-1966) Pemuda Pancasila dikenal sebagai salah satu organisasi yang gigih memerangi PKI dan antek-anteknya. Fase ini bisa dikatakan sebagai era peneguhan karakter Pemuda Pancasila sebagai pengawal ideologi Pancasila. (dikutip dari Buku "Pemuda Pancasila Di Mata Publik")


PEMUDA PANCASILA, Organisasi Modern

PEMUDA PANCASILA hadir sebagai organisasi yang dinilai memiliki militansi yang tinggi, dalam soliditas dan solidaritasnya,  betapa tidak ditengah opini tentang kebebasan Hak Azasi Manusia tentang kebebasan paham, PEMUDA PANCASILA tidak pernah berhenti untuk terus menerus berpegang pada landasan dasar ideologi PANCASILA.
PEMUDA PANCASILA tidak pernah berhenti untuk selalu berusaha menjadi organisasi yang tangguh, dengan modal massa yang terhitung sangat potensial, semangat untuk menjadi lebih baik selalu di dengungkan di setiap event.
Sodara, ada konsep kerja yg sedang kita jalankan yaitu back to zero from zero to hero (kembali ke awal, dari asal kita pahlawan untuk tetap menjadi pahlawan) dan dengan semangat back to zero from zero to hero muncul semangat yang perlu terus di kejar untuk dapat meraih predikat sebagai organisasi terbesar, terbaik dan garda terdepan dalam bingkai Negara Republik Indonesia.
Dalam AD ART maupun PO terdapat prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi yang harus dipegang di dalam pengembangan organisasi. Hanya dengan komitmen yang kuatlah PEMUDA PANCASILA dapat hadir sebagai organisasi yang modern karena memang organisasi kita ini telah memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap. Hal ini terlihat dari struktur organisasi yang kita miliki yang jika semua unsure keperngurusan dapat berperan aktif niscaya PEMUDA PANCASILA akan menjadi organisasi yang dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat bukan hanya dicintai oleh pengurusnya  dan anggotanya saja.
Pemberdayaan PEMUDA PANCASILA lebih dituntut pada peningkatan dan penguatan system kemandirian-profesionalitas, mandiri dalam hal kreativitas dan aktivitas. Profesional dalam hal kinerja, spesialisasi-fungsional, produktivitas, edukatif-produktif, inovatif (kreatif-ekonomis). Jangan di rasakan hal ini menjadi sesuatu yang hanya dalam impian dan terdengar terlalu ideal. Karna Bukankah segalanya bermula dari impian ? dan kami yakin dengan kondisi yang ada sekarang jika semakin professional di kelolanya niscaya impian itu akan menjadi kenyataan, sesuai apa yg kita cita2kan selama ini.
            PEMUDA PANCASILA sangat memungkinkan tumbuh menjadi organisasi modern. Dalam organisasi modern terdapat karakteristik yang terkadang dikenal dengan analisis system organisasi yang mana mempertimbangkan semua elemen organisasi, memandang organisasi sebagai suatu system juga terus menerus melakukan penyesuaian diri agar organisasi ini dapat bertahan lama dengan syarat harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya. PEMUDA PANCASILA dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
         Persoalannya kemudian, bisakah PEMUDA PANCASILA melihat perubahan di lingkungannnya sebagai pedoman bagi perencanaan dan pengawasan --sebagai pedoman kearah mana organisasi ini akan dibawa--.Lingkungan juga sebagai legitimasi untuk membenarkan segala aktifitas yang akan di laksanakan, ini merupakan landasan bagi kita semua. PEMUDA PANCASILA sebagai Organisasi Kemasyarakatan harus menjadikan lingkungan sebagai standard pelaksanaan dimana segala kegiatannya harus berorientasi pada program yang telah ditetapkan melalui MUBES, MUSWIL maupun MUSCAB untuk setiap tingkatannya hal ini menentukan aktifitas organisasi apa yang akan dilakukan. Lingkungan juga bisa menjadi motivasi dari pengurus dan anggota PEMUDA PANCASILA dalam berperan aktif yang merupakan dasar rasionalitas bagi kegiatan organisasi.
         Dan Predikat sebagai organisasi massa tetap harus di pertahankan, karena besarnya massa merupakan potensi awal yang dimiliki oleh PEMUDA PANCASILA. Dengan misi PEMUDA PANCASILA menjadi organisasi modern mau tidak mau, suka tidak suka harus mulai membenahi terutama dalam segi kualitas SDM pelaku organisasinya selain penguatan system organisasi itu sendiri.
         Sejalan dengan hal tersebut, dalam konsep Back To Zero di sebutkan bahwa konsep ini memiliki tujuan atau maksud untuk melakukan pembenahan organisasi yang menyentuh kebutuhan untuk kehidupan organisasi yang lebih sehat. Hal ini termaknai dari mensterilkan organisasi dari pengaruh buruk yang menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan organisasi. Maksud yang terkandung dalam konsep ini jelas merupakan tujuan dari organisasi modern, yaitu PEMUDA PANCASILA akan maju dan berkembang sesuai tuntutan lingkungannya. Penguatan sterilisasi ini bermaksud untuk membuat mekanisme pertahanan diri dari dampak negatif perubahan yang ada.  Memang Konsep ini mudah di ucapkan tapi apakah bisa dengan mudah dapat di implementasikan jangankan oleh anggotanya, apakah pengurus sudah mengerti maksud ini ? hanya dengan keinginan untuk berbuat lebih baik untuk organisasi yang dapat merangsang pengurus untuk berusaha mengerti kemudian mengimplementasikannya dalam kiprah organisasi.
         Pengaruh buruk organisasi ini bisa berupa kebiasaan tidak mau mempelajari AD ART, PO maupun hasil Rakernas dan peraturan lainnya. Istimewanya adalah dari segi peraturan organisasi PEMUDA PANCASILA merupakan organisasi yang telah mapan. Jadi jika tidak mau mengerti dan memahami peraturan organisasi dapat dipastikan tidak akan bisa berbuat banyak untuk organisasi maupun lingkungannya.  Pertumbuhan organisasi dapat diartikan sebagai proses kaderisasi organisasi yaitu menularkan pemahaman dan semangat PEMUDA PANCASILA untuk para generasi muda. Transformasi ini dibutuhkan agar organisasi bertahan dalam eksistensinya. Kualitas pengurus pun mau tidak mau harus terus menerus ditingkatkan agar dapat ikut  berperan aktif sebagai organisasi kemasyarakatan. Sedangkan perkembangan dalam konsep back to zero dapat dipahami sebagai mengupayakan peningkatan kualitas organisasi yang jika dahulu terkenal sebagai organisasi yang keras dan dekat dengan premanisme menjadi organisasi yang berubah orientasi dan paradigmanya dengan tetap teguh mengemban misi dan tugas sejarahnya yaitu sebagai pengaman dan pengamal Pancasila.
         Konsep kedua dari back to zero adalah menjernihkan dan melancarkan proses konsolidasi organisasi PEMUDA PANCASILA. Dalam hal ini terkandung makna bahwa konsolidasi adalah proses penguatan organisasi baik itu internal maupun eksternal. PEMUDA PANCASILA dalam kekuatan strukturnya selain memiliki Bidang bidang yang dekat dengan masyarakat juga diharuskan membentuk lembaga dan badan yang secara manfaatnya adalah untuk lebih mendekatkan kiprahnya di tengah-tengah masyarakat. Dan nantinya Lembaga dan badan adalah sebagai pelaksana program. Bayangkan apabila  masing masing bidang memiliki lembaga dan badan, maka dapat dipastikan jika semuanya berjalan sesuai program niscaya tiap hari sekertariat PEMUDA PANCASILA akan sangat sibuk menjalankan aktifitasnya sebagai organisasi kemasyaratan.
         Jika perubahan orientasi dan paradigma PEMUDA PANCASILA dapat berjalan sesuai dengan amanat hasil MUBES, MUSWIL dan RAKERNAS, maka dapat dipercaya bahwa perjalanan pemberdayaan organisasi akan menjadi tantangan dan peluang bagi PEMUDA PANCASILA sekarang dan masa depan. Hal ini terjadi karena perjalanan pemberdayaan adalah salah satu hal yang paling menantang yang bisa dilakukan oleh  setiap individu organisasi. Ini meminta kita agar merubah berbagai asumsi dasar yang kita miliki sebelumnya. Banyak jalan dan cara yang tersedia untuk mencapai ke arah pemberdayaan ini.  Masing-masing Bidang bidang dalam struktur organisasi PEMUDA PANCASILA mungkin akan memilih jalan yang berbeda untuk tujuan yang sama. Perubahan memerlukan komitmen dan usaha nyata, maka akan sangatlah membantu jika kita memiliki rencana aksi sebagai panduan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya. Sangatlah penting untuk memahami bahwa setiap perubahan organisasi akan melewati berbagai tahapan yang menantang  jika ingin menuai kesuksesan menuju organisasi modern.

SEKALI LAYAR TERKEMBANG SURUT KITA BERPANTANG.
PANCASILA…..!
ABADI….. !

1 comments:

Siip Boss, Truss berprestasi
mari tunjukan bahwa orang Tegalbuleud juga bisa berprestasi..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More