A. PENDAHULUAN
Daun sirsak mempunyai kasiat yang manjur untuk menyembuhkan penyakit kanker. Daun sirsak menjadi alternatif banyak pasien untuk mengobati yang mana daunnya mudah di dapat dan rasanya juga enak. Kandungan acetoginin dalam daun sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
Daun sirsak mempunyai kasiat yang manjur untuk menyembuhkan penyakit kanker. Daun sirsak menjadi alternatif banyak pasien untuk mengobati yang mana daunnya mudah di dapat dan rasanya juga enak. Kandungan acetoginin dalam daun sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
Banyak pasien kanker mempercayai manfaat dari daun sirsak sebagai salah satu alternatif untuk mengobati kanker. Daun sirsak bersifat seperti kemoterapi dan mempunyai kemampuan untuk membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal, serta membiarkan sel-sel yang tumbuh normal.
Senyawa acetoginin yang terdapat dalam daun sirsak berperan sebagai inhibitor sumber energi untuk pertumbuhan sel kanker. Kekuatan energi menyebabkan sel tidak bisa membelah dengan baik. Acetogenin yang ikut masuk ke dalam tubuh akan menempel pada reseptor dinding sel dan berfungsi merusak ATP di dinding mitokondria. Akibatnya produksi energi didalam sel kanker terhenti dan akhirnya sel kanker akan mati. Kanker dikenal sebagai penyakit yang paling ditakuti karena proses penyembuhan dan pengobatannya sangat mahal. Akibat yang ditimbulkan juga sangat fatal. Penyembuhan kanker secara medis biasanya ditangani dengan kemoterapi, operasi, dan radioterapi. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan kanker, yaitu radiasi, radikal bebas, sinar ultra violet, virus, infeksi, rokok, dan bahan kimia dari makanan. Sementara faktor internal yang menyebabkan kanker yaitu faktor genetik atau bawaan, faktor hormonal, faktor kejiwaan, dan kekebalan tubuh.
Daun sirsak yang mudah didapat ternyata dapat membunuh sel sel kanker berkat kandungan acetogenin yang terdapat didalamnya.
B. CARA PEMBUATAN EKSTRAK DAUN SIRSAK
Cara pengolahan daun sirsak untuk pengobatan kanker dapat di uraikan sebagai berikut ini:
Pengolahan dengan cara di blender atau di gerus tidaklah semaksimal ekstraksi senyawa daun sirsak di bandingkan dengan teknik pertama (perebusan daun basah) dan teknik ke-2 (perebusan daun kering), tetapi lebih efesien. Hasil olahan pada kedua teknik umumya beraroma langu yang cukup menyengat. Untuk menekan aromanya bisa di tambahkan sedikit perasan buah nanas atau buah lain yang lebih di sukai. Dan jangan menambahkan gula aren murni, madu, atau gula pasir bila rasanya tidak anda sukai, karena sudah melalui proses kimiawi.
C. PEMBAHASAN
Senyawa acetogenin pada daun sirsak memiliki cara kerja serupa dengan satu obat kemoterapi. Obat kemoterapi kanker itu adalah adreamycin (sebuah nama dagang). Menurut Dr Aru Wisaksono Sudoyo, ahli hematologi dan onkologi di Jakarta, adreamycin memang merupakan salah satu obat kemoterapi kanker.
Adreamycin populer lantaran efektif mengobati leukimia dan kanker seperti paru-paru,payudara,dan tiroid. Adriaycin mengandung senyawa antikanker doxorubicin. Senyawa itu mampu mengganggu aktivitas pembelahan DNA pada sel kanker. Ujung-ujungnya sel kanker sulit untuk tumbuh dan berkembang. Singkat kata tugas adreamycin yang di berikan lewat penyuntikan atau infus itu adalah membunuh sel kanker.
Senyawa acetogennis pada daun sirsak bekerja mirip adreamycin itu. Acetogenin mampu menghambat produksi energi ATP di dalam sel kanker. Efeknya pembelahan sel kanker terganggu.
Perbandingan dengan adreamycin justru terkuak pada daun sirsak. Riset Rieser MJ, Fang XO, Zeng L, dan McLaughin JL dalam Journal of Natural Product mengungkapkan cis-annonacin, salah satunya senyawa dari lima senyawa aktf di biji –cis-annonacin- 10-one, cis-gonio-thalamicin, arianacin, dan javoricin –memiliki kemampuan sitotoksik sebagai senyawa antikanker. Penelitian yang memakai metodete Brine Shrimp Lethality (BSL) itu juga menjelaskan senyawa cis-annonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin untuk mengatasi sel tumor. Senyawa itu juga bersifat sitotoksik selektif terhadap kanker usus besar. Sejatinya tes BSL merupakan uji awal untuk mendata jenis-jenis bahan aktif dari ekstrak tanaman. Tes itu dipakai karena mudah,murah,dan hanya perlu sedikit bahan uji. Bila bahan aktif sudah diperoleh, pengujian bahan-bahan itu dilakukan lebih spesi Þ k lewat serangkaian tes lanjutan lainnya. Tes BSL yang memakai larva udang Artemia salina sebagai bahan uji tidak bisa menjadi pedoman untuk memukul rata keampuhan senyawa aktif. Maka dari itu riset Rieser MJ dan kawan-kawan hanya menyebutkan nilai potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin.
Setiap jenis kanker memiliki dosis penanganan berbeda. Dosis itu bergantung dari riwayat penyakit pasien. Kanker getah bening, misalnya, perlu dosis doxorubicin sebesar 50 mg per luas permukaan tubuh. Contohnya sebagai berikut:
B. CARA PEMBUATAN EKSTRAK DAUN SIRSAK
Cara pengolahan daun sirsak untuk pengobatan kanker dapat di uraikan sebagai berikut ini:
- Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc) hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya menggunakan kendi atau panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Air rebusan di minum selagi hangat setiap hari, pagi atau sore hari selama 3 – 4 pekan. Perlu diperhatikan, pengambilan daun sirsak sebaiknya di mulai dari daun ke-4 atau ke-5 ujung pucuk. Hal ini di karenakan pada daun yang terlalu muda, senyawa belum banyak terbentuk. Sementara pada daun yang tua sudah mulai rusak sehingga kadarnya berkurang.
- Memanfaatkan daun sirsak kering 10- 15 lembar di rebus dengan 2 gelas air (400cc) sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses perebusan membutuhkan waktu 1-1,5 jam saja, jadi lebih cepat prosesnya dibanding cara yang sebelumnya. Proses pengeringan sebaiknya tidak di lakukan di bawah sinar matahari terik karena di khawatirkan akan merusak senyawa dalam daun sirsak. Daun sirsak kering memiliki senyawa yang tetap sama dengan daun sirsak basah karena yang berkurang dalam proses pengeringan hanya kadar airnya. Sementara, senyawa dalam daun tetap terjaga. Penyimpanan daun sirsak dalam lemari pendingin maksimal sepekan sejak pemetikan karena proses pendinginan yang lama di khawatirkan akan merusak senyawa dalam daun selain aroma daun yang tidak enak karena proses fermentasi.
- Pengolahan daun sirsak yang lain yaitu dengan cara memblender 3-5 lembar daun sirsak basah dengan menambahkan ¼ gelas air (50cc) air hangat untuk membantu proses penghancuran. Sebelum di blender, daun sebaiknya di potong menjadi 3-4 bagian agar lebih cepat hancur. Setelah hancur, masukan daun ke wadah dengan penutup rapat, lalu tambahkan 1 gelas air panas ke dalamnya dan aduk sampai rata. Tutup wadah dengan rapat agar panas tetap terjaga dan proses ekstraksi senyawa dapat maksimal. Biarkan selama 15-20 menit, setelah itu saring olahan untuk di ambil airnya dan minum selagi hangat. Bila tidak ada blender, pengolahan daun sirsak bisa juga dengan cara di gerus menggunakan cobek dengan teknik pengolahan yang sama dengan cara di blender.
Pengolahan dengan cara di blender atau di gerus tidaklah semaksimal ekstraksi senyawa daun sirsak di bandingkan dengan teknik pertama (perebusan daun basah) dan teknik ke-2 (perebusan daun kering), tetapi lebih efesien. Hasil olahan pada kedua teknik umumya beraroma langu yang cukup menyengat. Untuk menekan aromanya bisa di tambahkan sedikit perasan buah nanas atau buah lain yang lebih di sukai. Dan jangan menambahkan gula aren murni, madu, atau gula pasir bila rasanya tidak anda sukai, karena sudah melalui proses kimiawi.
C. PEMBAHASAN
Senyawa acetogenin pada daun sirsak memiliki cara kerja serupa dengan satu obat kemoterapi. Obat kemoterapi kanker itu adalah adreamycin (sebuah nama dagang). Menurut Dr Aru Wisaksono Sudoyo, ahli hematologi dan onkologi di Jakarta, adreamycin memang merupakan salah satu obat kemoterapi kanker.
Adreamycin populer lantaran efektif mengobati leukimia dan kanker seperti paru-paru,payudara,dan tiroid. Adriaycin mengandung senyawa antikanker doxorubicin. Senyawa itu mampu mengganggu aktivitas pembelahan DNA pada sel kanker. Ujung-ujungnya sel kanker sulit untuk tumbuh dan berkembang. Singkat kata tugas adreamycin yang di berikan lewat penyuntikan atau infus itu adalah membunuh sel kanker.
Senyawa acetogennis pada daun sirsak bekerja mirip adreamycin itu. Acetogenin mampu menghambat produksi energi ATP di dalam sel kanker. Efeknya pembelahan sel kanker terganggu.
Perbandingan dengan adreamycin justru terkuak pada daun sirsak. Riset Rieser MJ, Fang XO, Zeng L, dan McLaughin JL dalam Journal of Natural Product mengungkapkan cis-annonacin, salah satunya senyawa dari lima senyawa aktf di biji –cis-annonacin- 10-one, cis-gonio-thalamicin, arianacin, dan javoricin –memiliki kemampuan sitotoksik sebagai senyawa antikanker. Penelitian yang memakai metodete Brine Shrimp Lethality (BSL) itu juga menjelaskan senyawa cis-annonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin untuk mengatasi sel tumor. Senyawa itu juga bersifat sitotoksik selektif terhadap kanker usus besar. Sejatinya tes BSL merupakan uji awal untuk mendata jenis-jenis bahan aktif dari ekstrak tanaman. Tes itu dipakai karena mudah,murah,dan hanya perlu sedikit bahan uji. Bila bahan aktif sudah diperoleh, pengujian bahan-bahan itu dilakukan lebih spesi Þ k lewat serangkaian tes lanjutan lainnya. Tes BSL yang memakai larva udang Artemia salina sebagai bahan uji tidak bisa menjadi pedoman untuk memukul rata keampuhan senyawa aktif. Maka dari itu riset Rieser MJ dan kawan-kawan hanya menyebutkan nilai potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin.
Setiap jenis kanker memiliki dosis penanganan berbeda. Dosis itu bergantung dari riwayat penyakit pasien. Kanker getah bening, misalnya, perlu dosis doxorubicin sebesar 50 mg per luas permukaan tubuh. Contohnya sebagai berikut:
Bila tinggi pasien 150 cm dan bobot 60 kg, maka dosis yang dibutuhkan adalah akar dari tinggi tubuh dikali bobot tubuh, dibagi 3.600. Dari perhitung an diperoleh luas permukaan tubuh pasien 1,58 (150 x 60/3.600 = 2,5; 2,5 = 1,58), maka dosis yang diperlukan adalah 1,58 x 50 mg= 79 mg.
Annonaceous acetogenins memiliki sitotoksisitas terhadap sel kanker. Artinya, senyawa acetogenins di dalam sirsak dapat membunuh sel kanker. Berikut fakta penghambatan senyawa acetogenins hasil di Laboratorium Culture Cell, Pusat Kanker Purdue , Amerika Serikat. Banyak sekali senyawa bioaktif Þ tikimia yang ditemukan dalam daun sirsak. Penelitian pertama mengenai sifat sitotoksik acetogenins dilakukan oleh Universitas Purduwe, di West Lavayette, Indiana, Amerika Serikat. Penelitian lain membuktikan khasiat kandungan acetogenins diberbagai negara dihasilkan bahwa sebanyak 20 test laboratorium menemukan bahwa daun sirsak memiliki sitotoksik terhadap sel kanker.
Acetogenins adalah senyawa poliketida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae. Sebanyak 82 senyawa diantaranya ada pada sirsak. Acetogenins hanya membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh, sedangkan sel normal tidak akan diserang dan akan tetap tumbuh.
Kemoterapi dapat menimbulkan efek rasa mual, berat badan turun, dan rambut rontok. Sebaliknya, acetogenins tidak menimbulkan apapun. Acetogenins dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan. Pengobatan menggunakan acetogenins akan membuat penderita kanker merasa lebih kuat dan lebih sehat selama proses keperawatan, serta memiliki penampilan pisik yang membaik.
Ketika sel kanker tahan terhadap kemoterapi, keadaan ini menjelaskan behwa sel kanker semakin kuat untuk mengembangkan sifat resisten (kebal) terhadap obat-obatan kemoterapi. Fenomena ini disebut dengan multi-drug resistans (MDR) atau obat kemoterapi. Salah satu cara sel-sel kanker melawan obat kemoterapi adalah menciptakan suatu pompa antar-sel yang mampu mendorong agen antikanker keluar dari sel sebelum agen tersebut membunuh sel-sel kanker.
Annonaceous acetogenins tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi memiliki kekuatan yang melebihi keefektifan adriamycin (obat kemoterapi). Di bawah ini adalah senyawa Þ tokimia anggota acetogenins yang mampu membunuh berbagai macam sel kanker, diantaranya:
D. KESIMPULAN
Senyawa acetogenins yang terdapat pada daun sirsak mempunyai kegunaan untuk membunuh berbagai macam sel kanker. Cis-annonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar dari adriamycin untuk mengatasi kanker.
Annonaceous acetogenins memiliki sitotoksisitas terhadap sel kanker. Artinya, senyawa acetogenins di dalam sirsak dapat membunuh sel kanker. Berikut fakta penghambatan senyawa acetogenins hasil di Laboratorium Culture Cell, Pusat Kanker Purdue , Amerika Serikat. Banyak sekali senyawa bioaktif Þ tikimia yang ditemukan dalam daun sirsak. Penelitian pertama mengenai sifat sitotoksik acetogenins dilakukan oleh Universitas Purduwe, di West Lavayette, Indiana, Amerika Serikat. Penelitian lain membuktikan khasiat kandungan acetogenins diberbagai negara dihasilkan bahwa sebanyak 20 test laboratorium menemukan bahwa daun sirsak memiliki sitotoksik terhadap sel kanker.
Acetogenins adalah senyawa poliketida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae. Sebanyak 82 senyawa diantaranya ada pada sirsak. Acetogenins hanya membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh, sedangkan sel normal tidak akan diserang dan akan tetap tumbuh.
Kemoterapi dapat menimbulkan efek rasa mual, berat badan turun, dan rambut rontok. Sebaliknya, acetogenins tidak menimbulkan apapun. Acetogenins dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan. Pengobatan menggunakan acetogenins akan membuat penderita kanker merasa lebih kuat dan lebih sehat selama proses keperawatan, serta memiliki penampilan pisik yang membaik.
Ketika sel kanker tahan terhadap kemoterapi, keadaan ini menjelaskan behwa sel kanker semakin kuat untuk mengembangkan sifat resisten (kebal) terhadap obat-obatan kemoterapi. Fenomena ini disebut dengan multi-drug resistans (MDR) atau obat kemoterapi. Salah satu cara sel-sel kanker melawan obat kemoterapi adalah menciptakan suatu pompa antar-sel yang mampu mendorong agen antikanker keluar dari sel sebelum agen tersebut membunuh sel-sel kanker.
Annonaceous acetogenins tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi memiliki kekuatan yang melebihi keefektifan adriamycin (obat kemoterapi). Di bawah ini adalah senyawa Þ tokimia anggota acetogenins yang mampu membunuh berbagai macam sel kanker, diantaranya:
- Penelitian yang di lakukan oleh Chang tahun 2001 menurut Ervizal juga menyatakan bahwa annonacecus acetogenins secara in vitra (reaksi di dalam tubuh) dapat di jadikan sebagai senyawa sitotoksik bagi sel hepatoma, sel kanker hati pada manusia jenis sel Hep-G(2) dan Hep-2,2 15.
- Penelitian lain di Taiwan tahun 2003 melaporkan bahwa Annonacin-senyawa utama acetogenins di dalam sirsak bersifat sangat beracun terhadap sel kanker serviks, kanker payudara, kanker kandung kemih, dan kanker kulit.
D. KESIMPULAN
Senyawa acetogenins yang terdapat pada daun sirsak mempunyai kegunaan untuk membunuh berbagai macam sel kanker. Cis-annonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar dari adriamycin untuk mengatasi kanker.
Penulis:
Utari K.
Eka Nursafitri
Intan Sari A.
Rafika Sari
Winda A.K.
Agnes Sri Harti
Di Tulis Ulang Oleh: Riswanto
0 comments:
Posting Komentar