“Kupu-kupu Merah Jingga”
Merayap hingga bersayap lalu terbang gembira menyambut indah dunia..Dengan rasa cinta yg melanda jiwa, ia menari memberi warna pada dunia, di atas taman yang beraneka bunga..
ia yg polos, ia yg lugu, ia yg sedikit manja..
Lalu kemudian ia menjadi liar ketika tau dunia tak lagi ramah padanya, karena takdir telah menghilangkan cintanya..
Ia masih terus melaju mengepakan sayap , meski ia tau cintanya menghilang pada liku-liku dunia..tersirat sesal pada setiap kepak sayap merah jingganya, karena tariannya tak lagi indah tanpa sebuah cinta di dada..
Kerinduan begitu merekat, saat kenangan masa indah sesekali hadir..Ada rasa kecewa beriring duka..ketika menyadari semua tlah berlalu dan menghilang..kini kupu-kupu merah jingga itu hanya terbang bersama bimbang, tanpa tau arah tujuan..
By, Riswanto Adzan
“Terpasung Dalam Ragu”
ia yg polos, ia yg lugu, ia yg sedikit manja..
Lalu kemudian ia menjadi liar ketika tau dunia tak lagi ramah padanya, karena takdir telah menghilangkan cintanya..
Ia masih terus melaju mengepakan sayap , meski ia tau cintanya menghilang pada liku-liku dunia..tersirat sesal pada setiap kepak sayap merah jingganya, karena tariannya tak lagi indah tanpa sebuah cinta di dada..
Kerinduan begitu merekat, saat kenangan masa indah sesekali hadir..Ada rasa kecewa beriring duka..ketika menyadari semua tlah berlalu dan menghilang..kini kupu-kupu merah jingga itu hanya terbang bersama bimbang, tanpa tau arah tujuan..
By, Riswanto Adzan
“Terpasung Dalam Ragu”
Bimbang...
Ragu...
Berdebat mengguncang dalam dada...
Seiring larut dalam gelisah, menjeratku masuk ke lembah pertanyaan...
Bias dan samar ktika mimpi menuai asa, terasa berpijak di hamparan awan aku melayang..
Ungkapan kata tak lagi bermakna, naluri berada di dalam dimensi keraguan..
Ketika ku bicara ya aku yakin, tapi sekejap kemudian hatiku kembali ragu...
Apa harus aku yakin tapi di kemudian aku ragu!?
Entahlah..!!! Aku tak tau...sungguh aku tak tau...
By, Riswanto Adzan
“SENDIRI”
Aku sudah terbiasa sendiri..
Aku pernah jalani hari-hari dalam sepi..
Tapi kenapa kali ini aku merasa benar-benar sendiri...aku merasa begitu sepi..
Mungkinkah kali ini....Aku kembali sendiri dalam kesunyian..
Aaachhh...mungkin sudah takdirku untuk sendiri..!!
By, Riswanto Adzan
“Aku Masih Harus Sendiri”
Aku masih harus melangkah sendiri, mengayun langkah meski dengan gontai..
Namun masih saja ada hasrat yang sulit kuumpat, tentang kasih yang pernah mengisi relung hati,
tentang sseorang yang tau akan isi hati..
Aku masih harus melangkah sendiri, untuk senantiasa belajar dan belajar tentang segala hal..
Berjuang untuk menggapai angan, mencapai harapan yang tergantung di langit yang tinggi..
Aku memang masih harus melangkah sendiri, agar kelak aku dapat merasakan nikmatnya kebahagiaan yang sekian lama tlah aku dambakan..
Dan memang aku masih harus melangkah sendiri, karena kuyakin kelak Ia-kan memberiku sesosok manusia,
tuk menemaniku mengarungi samudra kehidupan, bersama dalam cinta dan cinta-Nya..
Bukankah itu juga yang kau harap disana..!?
Agar kelak kita tidak harus melangkah sendiri lagi..!
By, Riswanto Adzan
”Untuk Dia Yang Masih Terdiam”
Bukan inginku untuk melintasi ruang jiwamu, namun hati ini yang menuntunku padamu...
Seperti jiwamu yang didera bimbang, aku pun masih menimbang...
Benarkah kau hadir dalam jiwa atau hanya semu semata?
Aku tak mau tertipu untuk yang kedua...
berilah aku tanda, hingga ku yakin akan semua...
Ya Rabb,
Janganlah kau sesatkan hamba dengan kesesatan yang nyata
ataupun yang tersamar...
By, Riswanto Adzan
“HILANG SEBELUM KU TEMUKAN”
Aku rasakan betapa hidup ini sangat berarti dan penuh makna..
Ketika senyum manis menyapa jiwaku yg hampa..
Ketika ketulusan cinta hadir membasuh perih lukaku yg menganga..
Syukurku telah terucap..
Saat tangan itu mulai kugenggam..
Saat tubuh itu ku peluk, hangatkan hatiku yg beku..
Cinta...
Aku mulai merasakannya...
Aku hampir saja menemukannya...
Tapi kini..
Ia menghilang, tinggalkan ku di gelap malam...
Ia pergi, tuk menggapai matahari..
Dan kini...
Aku kembali sendiri dalam sepi..
Menatap rembulan yg terselimuti awan hitam..
Cinta... Engkau hilang sebelum ku temukan...
By. Riswanto Adzan
“Aku Harus Bahagia”
Sebenarnya tak terlalu banyak yg aku inginkan...
Namun sang waktu melaju dan terus saja berjalan, tak ada jeda dan berikan kesempatan...
Aku mulai tertekan dengan semua keadaan...
Karen masih Ada beban yg masih tersimpan dan harus ku emban...
Anganku ingin bahagia dan nyaman..
Aku harus bahagia...!
Walau seringkali aku terabaikan..!!
Ya...aku rasa ini bukanlah hal yg berlebihan...
Jika aku menginginkan anganku tercipta sehingga kucapai bahagia...
By, Riswanto Adzan
“SINAR YANG PERGI”
Sinar kemanakah engkau pergi...!?
Kini hari-hariku terasa gelap, malam-malamku begitu kelam karena tiada Engkau menerangiku disini..
Sinar kenapa kau tak kunjung bersinar, kembalilah tuk menerangi hati ini yg sunyi, agar harap kan terlihat lagi, menjemput kembali asa yg tlah lama pergi...
By, Riswanto Adzan
”Untuk Dia Yang Masih Terdiam”
Bukan inginku untuk menembus ruang hatimu, namun hasrat ini yang menuntunku padamu...
Seperti jiwamu yang didera bimbang, aku pun masih menimbang...
Benarkah kau hadir dalam jiwa.. ataukah hanya semu semata?
Aku tak ingin bila harus tertipu tuk kesekian kali...
berilah aku tanda, hingga aku mulai yakin akan semua...
Ya Rabb,
Janganlah kau sesatkan hamba dengan kesesatan yang nyata
ataupun yang tersamar...
0 comments:
Posting Komentar