Marhaban Ya Ramadhan 1433 Hijriyah
Berdasar pada kesimpulan dari sidang Isbat (20/7) kemarin, maka Pemerintah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 21 Juli 2012. Dan hal ini disyahkan Pemerintah melalui Kementrian Agama RI Suryadarma Ali. Namun ada juga pendapat lain seprti golongan Muhammadiyah yang memulai awal Ramadhan jatuh pada hari Jumat 20 Juli 2012, di harapkan perbedaan yang muncul tidak menjadi perdebatan argumentasi yang menjerumus ke hal-hal yang dapat memecah kerukunan ditengah umat.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islam harus mengambil keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan akan lebih baik jika bisa berdampak pada memajukan Islam dan umat Islam baik itu dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun tentunya semua aktifitas yang positif yang kita lakukan tidaklah sampai mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.
Berdasar pada kesimpulan dari sidang Isbat (20/7) kemarin, maka Pemerintah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 21 Juli 2012. Dan hal ini disyahkan Pemerintah melalui Kementrian Agama RI Suryadarma Ali. Namun ada juga pendapat lain seprti golongan Muhammadiyah yang memulai awal Ramadhan jatuh pada hari Jumat 20 Juli 2012, di harapkan perbedaan yang muncul tidak menjadi perdebatan argumentasi yang menjerumus ke hal-hal yang dapat memecah kerukunan ditengah umat.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islam harus mengambil keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan akan lebih baik jika bisa berdampak pada memajukan Islam dan umat Islam baik itu dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun tentunya semua aktifitas yang positif yang kita lakukan tidaklah sampai mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.
Seyogyanya ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif bagi diri pribadi, keluarga, dan perubahan positif bagi masyarakat banyak tentunya.
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu
dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.
Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk
bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami.
Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta
kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT,
meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.
Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. “Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS Hud 52).
Semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati, sehingga kita senantiasa melangkah dalam jalan yang benar menurut Allah SWT tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah SWT menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya, dan marilah kita bangkitkan semangat beribadah kita, agar kita termasuk hamba Allah yang menjalankan Syariat Islam dengan baik. Amin
(By, Riswanto Adzan)
Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. “Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS Hud 52).
Semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati, sehingga kita senantiasa melangkah dalam jalan yang benar menurut Allah SWT tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah SWT menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya, dan marilah kita bangkitkan semangat beribadah kita, agar kita termasuk hamba Allah yang menjalankan Syariat Islam dengan baik. Amin
(By, Riswanto Adzan)
0 comments:
Posting Komentar